Sniper Community Orang Gunung.



              Sejarah baru diukir didaerah kami orang gunung, oleh sebagian pemuda penggemar hunting. Sejarah pemburuan yang hidup pada masa kelam, kini kembali dilanjutkan oleh kaula muda orang Rejing jaman now. Tercatat dalam sejarah bahwa para hunter berani masuk kehutan-hutan dan semak-semak untuk menagkap buruannya. Dengan alat seadanya, busur panah, tombak dan yang lain, tidak menjadi alasan untuk tidak mampu berburu. Karena mereka berburu bukan hanya sekedar hoby melainkan untuk memenuhi kelangsungan hidupnya.  
         Berbeda dengan itu, kini mereka terpanggil bergabung untuk menyatukan hoby-nya. Berseragam ala TNI, baju doreng bersepatu, lengkap pedil sniper siap shooting. Nampak terlihat gagah dengan atribut lengkap mereka. Tidak dibentuk, namun dengan sendirinya terbentuk. Dan mereka namai aktivitas perkumpulan mereka dengan sebutan RSC (Rejing Shooter Community). Setelah ditanya kenapa harus nama itu. Jawabanya sederhana, “karena kita hidup didesa Rejing, desa orang gunung dan gemar memburu dan menembak”. Tidak ada ketua ataupun kordinator didalamnya, semuanya sama. “Siapa saja boleh ikut dan bergabung, yang penting siapa orang yang gemar, hoby, mau dari manapun asalnya bisa bergabung dan mari bersama-sama. Senang bersama, susah bersama dan berjuang bersama”. Terang meraka. Cuma ada nama-nama yang mereka anggap lebih senior didalamnya. Yaitu bro Moh. Jufri dan mas Abdul Ghafur. Keduanya disebut sebagai penentu formasi serangan ketika memburu, sebab mereka berdua sudah dianggap coach-nya dalam hal berburu. Hehe!. Jumlah anggotanya terhitung sampai sekarang berkisar 10-15 orang. Mereka rata-rata berjarak domisilinya. Ada yang dari dusun Gembor 1, Gembor 2, Darungan, Moloran, dan Keramat.  Cuma masih dalam satu atap desa Rejing. Semuanya remaja, pemuda orang gunung berkisar umur 18-25. Mereka disatukan dengan hoby.
              Nah!, yang menarik dari mereka adalah pilihan medan buruannya bukan hanya fokus pada hutan melainkan masuk kejurang-jurang, semak-semak, dan bahkan sampai mendaki gunung. Hasil buruannya pun beragam, mulai dari burung-burung, tupai, dan bahkan musang tidak ada ampun. Tak jarang dari mereka berjumpa hewan-hewan yang cukup liar, seperti ular, anjing ataupun yang lain. Tapi mereka sangat gagah, pemberani dan kompak dalam menghadapi suasana, piawai dalam siasat. Sehingga gangguan-gangguan seperti apapun mereka anggap enteng dan ringan.

          Yang tak kalah menariknya dan patut kita tiru dan dijadikan pelajaran adalah dalam hal kekompakannya. Jika ada jadwal untuk hunting mereka pasti datang, siap berburu. Yang berhalangan mengkonfirmasi ke yang lain. Jalan kaki menuju gunung menjadi hal biasa. Gunung dan hutan menjadi tempat rekreasinya. Dilain kesempatan mereka masih mengadakan pertemuan kecil-kecilan biasaya untuk membahas jadwal, lokasi dan target buruan. Bahkan sampai bisa mengevaluasi temuan-temuan yang tidak menyenangkan. Semuanya terlihat sangat antusias sambil bercanda dan tertawa. Hehe!.
            Jika ditanya apa tujuannya dari adanya komunitas ini, mereka dengan santai menjawab, “ kami belum bisa membantu masyrakat secara total, dan Maaf cuman bisa bantu masyarakat dengan hobi kami. Itu tujuan kami”. “Harpannya kedepan bukan hanya dengan ini kami kompak mudah-mudahan terus kompak dalam hal apapun”. Begitu, terang mereka.       

4 Responses to "Sniper Community Orang Gunung."

  1. Heheheh .....intinya kami pemburu hama bajing,bukan pemburu burung burung yg berkicau di pagi hari,kami hanya ingin menyelaraskan populasi,kami bukan pemusnah ekosistem

    ReplyDelete
  2. Hee,,,, mantappp dulur"
    Lanjutkan
    Salam satu laras,,,
    By Huang Liang

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel