Sniper Community Orang Gunung.
Wednesday, November 8, 2017
4 Comments
Sejarah baru diukir didaerah kami
orang gunung, oleh sebagian pemuda penggemar hunting. Sejarah pemburuan yang
hidup pada masa kelam, kini kembali dilanjutkan oleh kaula muda orang Rejing
jaman now. Tercatat dalam sejarah bahwa para hunter berani masuk kehutan-hutan
dan semak-semak untuk menagkap buruannya. Dengan alat seadanya, busur panah,
tombak dan yang lain, tidak menjadi alasan untuk tidak mampu berburu. Karena mereka
berburu bukan hanya sekedar hoby melainkan untuk memenuhi kelangsungan
hidupnya.
Berbeda dengan itu, kini mereka terpanggil
bergabung untuk menyatukan hoby-nya. Berseragam ala TNI, baju doreng bersepatu,
lengkap pedil sniper siap shooting. Nampak terlihat gagah dengan atribut
lengkap mereka. Tidak dibentuk, namun dengan sendirinya terbentuk. Dan mereka
namai aktivitas perkumpulan mereka dengan sebutan RSC (Rejing Shooter Community).
Setelah ditanya kenapa harus nama itu. Jawabanya sederhana, “karena kita hidup
didesa Rejing, desa orang gunung dan gemar memburu dan menembak”. Tidak ada ketua
ataupun kordinator didalamnya, semuanya sama. “Siapa saja boleh ikut dan
bergabung, yang penting siapa orang yang gemar, hoby, mau dari manapun asalnya bisa
bergabung dan mari bersama-sama. Senang bersama, susah bersama dan berjuang
bersama”. Terang meraka. Cuma ada nama-nama yang mereka anggap lebih senior
didalamnya. Yaitu bro Moh. Jufri dan mas Abdul Ghafur. Keduanya disebut sebagai
penentu formasi serangan ketika memburu, sebab mereka berdua sudah dianggap
coach-nya dalam hal berburu. Hehe!. Jumlah anggotanya terhitung sampai sekarang
berkisar 10-15 orang. Mereka rata-rata berjarak domisilinya. Ada yang dari
dusun Gembor 1, Gembor 2, Darungan, Moloran, dan Keramat. Cuma masih dalam satu atap desa Rejing. Semuanya
remaja, pemuda orang gunung berkisar umur 18-25. Mereka disatukan dengan hoby.
Nah!, yang menarik dari mereka
adalah pilihan medan buruannya bukan hanya fokus pada hutan melainkan masuk
kejurang-jurang, semak-semak, dan bahkan sampai mendaki gunung. Hasil buruannya
pun beragam, mulai dari burung-burung, tupai, dan bahkan musang tidak ada
ampun. Tak jarang dari mereka berjumpa hewan-hewan yang cukup liar, seperti
ular, anjing ataupun yang lain. Tapi mereka sangat gagah, pemberani dan kompak
dalam menghadapi suasana, piawai dalam siasat. Sehingga gangguan-gangguan seperti
apapun mereka anggap enteng dan ringan.
Yang tak kalah menariknya dan patut kita tiru dan dijadikan pelajaran adalah dalam hal kekompakannya. Jika ada jadwal untuk hunting mereka pasti datang, siap berburu. Yang berhalangan mengkonfirmasi ke yang lain. Jalan kaki menuju gunung menjadi hal biasa. Gunung dan hutan menjadi tempat rekreasinya. Dilain kesempatan mereka masih mengadakan pertemuan kecil-kecilan biasaya untuk membahas jadwal, lokasi dan target buruan. Bahkan sampai bisa mengevaluasi temuan-temuan yang tidak menyenangkan. Semuanya terlihat sangat antusias sambil bercanda dan tertawa. Hehe!.
Jika ditanya apa tujuannya dari
adanya komunitas ini, mereka dengan santai menjawab, “ kami belum bisa membantu
masyrakat secara total, dan Maaf cuman bisa bantu masyarakat dengan hobi kami. Itu
tujuan kami”. “Harpannya kedepan bukan hanya dengan ini kami kompak
mudah-mudahan terus kompak dalam hal apapun”. Begitu, terang mereka.
Heheheh .....intinya kami pemburu hama bajing,bukan pemburu burung burung yg berkicau di pagi hari,kami hanya ingin menyelaraskan populasi,kami bukan pemusnah ekosistem
ReplyDeleteSep lanjutkan..... Dengan hobby pasti happy
DeleteHee,,,, mantappp dulur"
ReplyDeleteLanjutkan
Salam satu laras,,,
By Huang Liang
Seap.....sarannya kawan
Delete