Ayo Bertani, Bertani Itu Istemewa Lho..!

Diterangkan dari buku yang berjudul Merajut Tasawwuf Dalam Realitas Sosial, karangan yang mulya KH. Zuhri Zaini, BA, bahwa menurut beliau bertani itu merupakan sebuah ibadah. Sebab sektor yang satu ini merupakan penentu hidup mati umat manusia. Beliau juga mengutip dari beberapa hadits : Nabi bersabda,”Kaislah rizki dari bongkahan-bongkahan tanah!.” (HR Turmudzi dari Aisyah RA). Dan pada kesempatan yang lain, Nabi juga menyampaikan:”Tak satu pun dari umat Islam yang menanam tanaman atau bercocok tanam, yang kemudian hasilnya dapat dinikmati oleh burung-burung, manusia, maupun binatang piaraan kecuali hal itu merupakan shadaqah baginya.” (HR Bukhari-Muslim, dari Anas RA).
Menegingat sangat pentingnya sektor yang satu ini, banyak ulama-ulama’ terdahulu mengistemewakan dan islam memposisikan pekerjaan ini merupakan perkejaan yang istimeawa dan terhormat. Seperti yang diterangkan di sebuah situs web dunia islam yang elamat republika.co.id bahwa Imam Al-Mawardi mengatakan bercocok tanam adalah profesi yang terhormat. Sebab menurut beliau pekerjaan tersebut menuntut sebuah dedikasi yang tinggi dan sikap tawakkal penuh terhadap Allah SWT. Dan beliau sampai menukilkan sebuah hadits Rasulullah SAW : “orang yang bertawakkal akan masuk surga tanpa hisab”.
Ditambah dari penjelasan Imam An-Nawawi yang sangat menguatkan.  Beliau memposisikan istimewa dan terhormat sebab sektor yang satu ini sangat memberikan manfaat kepada kelangsungan hidup manusia. Bahkan lebih dari itu dengan bercocok tanam berguna untuk makhluk hidup lainnya. Seperti binatang piaraan sapi, kerbau, kambing, kuda dan burung-burung yang berterbangan akan bisa merasakan keberkahannya.
Hemat penulis sangat pas sekali dengan kenyataan yang ada ditengah-tengah masyarakat kaum petani, utamanya didaerah kami didaerah pegununggan (orang gunung). Kami saksikan sendiri kaum petani disini berihktiyar mencangkuli, memupuk dan perawartan lainnya yang membutuhkan ekstra otot sampai keringat-keringatnya menagis mebasahi badannya. Nampak sangat khidmat sekali dengan ikhtiyarnya itu. Selebihnya mereka pasrah dengan keputusan Allah SWT, yang meberikan kemapanan dan keberkahannya sampai musim panen tiba. Pekerjaan mereka sangat bersih walaupun dhohirnya nampak kotor blepotan dengan lumpur dan bersepatu dengan tanah. Tak ada kecurangan, korupsi, atau pun riba didalamnya. Malahan mereka yang akan mendapat tekanan akan ketiganya. Harga pasar dimanipulasi, kecurangan  dimain oleh sebagian tengkulak ataupun pedagang-pedagan dipasaran.   
 Namun seiring perkembangan zaman saat ini. Proyek Industrialisasi semakin berkembang. Lahan-lahan pertani menjadi berkurang. Menggeser perhatian masyarakat. Dan bahkan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Tidak seperti dulu yang sudah diterangkan dimuka. Sektor ini yang dulunya nampak gemuk namun sekarang tak lagi diminati. Paradigma awam masyarakat sekarang sudah sangat bergeser jauh. Maunya sudah mau menjadi elit semua, baik itu elit politik, elit pemodal ataupun lainnya. Dalihnya gengsi pekerjaan begituan (bertani), sangat kotor dan lainya. Mereka lebih memilih pekerjaan yang berdasi, masuk kantor, ruangan mewah ber-AC bayaran tinggi.  
Diperparah belakangan ini dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kaum petani. Kebijakan pemerintah perhatianya lebih banyak berpihak pada investor-investor baik asing maupun lokal. Para kapitalis-kapitalis itu yang justru akan sangat menekan terhadap profesi istemewa masyarakat bawah.
Mari kita semua jangan lengah dengan keadaan ini. Negara kita yang hampir 90% potensinya adalah pertanian. Terlebih kepada pemerintah yang seharusnya memposisikan profesi mulya ini dengan perhatian dan pengayoman yang intens dan lebih. Dan seharusnya perhatian kita lebih pada pengembangan produksi pertanian. Pengolahan yang imaginer, teknologinya yang canggih dengan robot-robot pertanian.
Untuk kita semua kaula muda, baik yang ada dikantoran ataupun yang tidak dan belum. Tidak bisa total untuk bertani ataupun bercocok tanam luangkan sejenak waktu kita untuk memikirkan nasib kaum petani yang mulya ini. Minimal carikan peluang dan ruang mereka untuk mengolah dan memproduksi pertaniannya dengan benar dan terarah. Agar kesejahteraan mereka dan kita bersama dirasakannya. Terakhir, semoga kita  selalu diarahkan oleh Allah SWT untuk bisa mimikirkanya. Amin ya robbal alamin.

0 Response to "Ayo Bertani, Bertani Itu Istemewa Lho..!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel