Ayo Bertani, Bertani Itu Istemewa Lho..!
Wednesday, November 29, 2017
Add Comment
Diterangkan
dari buku yang berjudul Merajut Tasawwuf
Dalam Realitas Sosial, karangan yang mulya KH. Zuhri Zaini, BA, bahwa
menurut beliau bertani itu merupakan sebuah ibadah. Sebab sektor yang satu ini
merupakan penentu hidup mati umat manusia. Beliau juga mengutip dari beberapa
hadits : Nabi bersabda,”Kaislah rizki dari bongkahan-bongkahan tanah!.” (HR
Turmudzi dari Aisyah RA). Dan pada kesempatan yang lain, Nabi juga menyampaikan:”Tak
satu pun dari umat Islam yang menanam tanaman atau bercocok tanam, yang
kemudian hasilnya dapat dinikmati oleh burung-burung, manusia, maupun binatang
piaraan kecuali hal itu merupakan shadaqah
baginya.” (HR Bukhari-Muslim, dari Anas RA).
Menegingat
sangat pentingnya sektor yang satu ini, banyak ulama-ulama’ terdahulu
mengistemewakan dan islam memposisikan pekerjaan ini merupakan perkejaan yang
istimeawa dan terhormat. Seperti yang diterangkan di sebuah situs web dunia
islam yang elamat republika.co.id
bahwa Imam Al-Mawardi mengatakan bercocok tanam adalah profesi yang terhormat. Sebab
menurut beliau pekerjaan tersebut menuntut sebuah dedikasi yang tinggi dan
sikap tawakkal penuh terhadap Allah SWT. Dan beliau sampai menukilkan sebuah
hadits Rasulullah SAW : “orang yang bertawakkal akan masuk surga tanpa hisab”.
Ditambah
dari penjelasan Imam An-Nawawi yang sangat menguatkan. Beliau memposisikan istimewa dan terhormat
sebab sektor yang satu ini sangat memberikan manfaat kepada kelangsungan hidup manusia.
Bahkan lebih dari itu dengan bercocok tanam berguna untuk makhluk hidup
lainnya. Seperti binatang piaraan sapi, kerbau, kambing, kuda dan burung-burung
yang berterbangan akan bisa merasakan keberkahannya.
Hemat
penulis sangat pas sekali dengan kenyataan yang ada ditengah-tengah masyarakat
kaum petani, utamanya didaerah kami didaerah pegununggan (orang gunung). Kami saksikan
sendiri kaum petani disini berihktiyar mencangkuli, memupuk dan perawartan
lainnya yang membutuhkan ekstra otot sampai keringat-keringatnya menagis
mebasahi badannya. Nampak sangat khidmat sekali dengan ikhtiyarnya itu. Selebihnya
mereka pasrah dengan keputusan Allah SWT, yang meberikan kemapanan dan
keberkahannya sampai musim panen tiba. Pekerjaan mereka sangat bersih walaupun
dhohirnya nampak kotor blepotan dengan lumpur dan bersepatu dengan tanah. Tak
ada kecurangan, korupsi, atau pun riba didalamnya. Malahan mereka yang akan
mendapat tekanan akan ketiganya. Harga pasar dimanipulasi, kecurangan dimain oleh sebagian tengkulak ataupun
pedagang-pedagan dipasaran.
Namun seiring perkembangan zaman saat ini. Proyek
Industrialisasi semakin berkembang. Lahan-lahan pertani menjadi berkurang. Menggeser
perhatian masyarakat. Dan bahkan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat.
Tidak seperti dulu yang sudah diterangkan dimuka. Sektor ini yang dulunya
nampak gemuk namun sekarang tak lagi diminati. Paradigma awam masyarakat
sekarang sudah sangat bergeser jauh. Maunya sudah mau menjadi elit semua, baik
itu elit politik, elit pemodal ataupun lainnya. Dalihnya gengsi pekerjaan
begituan (bertani), sangat kotor dan lainya. Mereka lebih memilih pekerjaan
yang berdasi, masuk kantor, ruangan mewah ber-AC bayaran tinggi.
Diperparah
belakangan ini dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada
kaum petani. Kebijakan pemerintah perhatianya lebih banyak berpihak pada
investor-investor baik asing maupun lokal. Para kapitalis-kapitalis itu yang
justru akan sangat menekan terhadap profesi istemewa masyarakat bawah.
Mari
kita semua jangan lengah dengan keadaan ini. Negara kita yang hampir 90%
potensinya adalah pertanian. Terlebih kepada pemerintah yang seharusnya
memposisikan profesi mulya ini dengan perhatian dan pengayoman yang intens dan
lebih. Dan seharusnya perhatian kita lebih pada pengembangan produksi
pertanian. Pengolahan yang imaginer, teknologinya yang canggih dengan
robot-robot pertanian.
Untuk
kita semua kaula muda, baik yang ada dikantoran ataupun yang tidak dan belum.
Tidak bisa total untuk bertani ataupun bercocok tanam luangkan sejenak waktu
kita untuk memikirkan nasib kaum petani yang mulya ini. Minimal carikan peluang
dan ruang mereka untuk mengolah dan memproduksi pertaniannya dengan benar dan
terarah. Agar kesejahteraan mereka dan kita bersama dirasakannya. Terakhir,
semoga kita selalu diarahkan oleh Allah
SWT untuk bisa mimikirkanya. Amin ya robbal alamin.
0 Response to "Ayo Bertani, Bertani Itu Istemewa Lho..!"
Post a Comment