Tak Kunjung Hujan Lagi, Sebagian Warga Orang Gunung terancam Gagal Panen
Friday, November 10, 2017
2 Comments
Sekitar 25 hari yang lalu,
tepat hari Sabtu tanggal 14 Oktober. Hujan cukup lebat turun didaerah kami, akan
tetapi hanya berlangsung sebentar. Petani orang gunung cukup gembira menyambut
datangnya hujan itu. Sebab ladang-ladangnya cukup basah bermandikan air hujan.
Mereka mengira hujan itu pertanda penutup dari musim kemarau dan menjadi
pembuka musim hujan, dan biasanya hujan setiap hari berkelanjutan.
Disusul
hujan kedua pada hari Rabu 17 Oktober 2017 semakin meyakinkan warga orang
gunung pertanda datangnya musim hujan. Dan semakin yakin untuk bisa bercocok
tanam. Berangkat dari keyakinan itu. Dibuktikan keesokan hari nya sebagian petani
orang gunung memulai memberanikan diri menanam, ada yang padi, jagung dan
kacang. Biasanya sibuk nyabit rumput untuk ternaknya. Tapi mereka terlihat
sibuk menanam dari pagi hingga pematang pagi. Dari beberapa obrolan
silaturrahim tetangga mereka ada yang sampai menghabiskan Rp. 350.000,00 untuk
membeli bibit tanamannya. “Jagung sekarang mahal antara Rp.62.000,00 s.d Rp.
65,000,00” keluhnya. Ladang-ladang mereka cukup luas untuk ditanami, sehingga
ada yang menghabiskan bibit jagung 5-7 kg perladang.
Mereka
sangat bersyukur dengan hadirnya hujan. Sesuai dengan apa yang disampaikan
diforum-forum pengajian oleh pak kiyai bahwa hujan itu adalah rahmat. Mereka
menganggap itu adalah rahmat yang sangat diharapkan. Dari itu mereka bisa
bercocok tanam, sehingga bisa memenuhi kebutuhan dapurnya saat panen datang. Juga
mereka sangat lega bisa menyelesaikan pekerjaan ladangnya.
Hari
keesokannya datang. Berharap hujan masih bersahabat. Akan tetapi malah panas
kering seperti kemarau yang dijumpainya. Begitupun keesokan lusanya, terus
sampai dapat tujuh hari hujan semakin tak bersahabat. Hanya awan mendung
bergumpalan lewat diatas seakan-akan mau menumpahkan air uapnya tapi tak
kunjung menangis hingga bisa membasahi ladang-ladang warga kami orang gunung.
Seakan-akan enggan, entah kenapa dan isyarat apa ini. Hanya Allah SWt yang tau.
Sementara pucuk-pucuk tanaman jagung mulai menampakkan diri. Tumbuh dan
berkembang. Akan tetapi lambat. Akibat dari hujan tak bersahabt lagi, banyak
pucuk-pucuk daun jagungnya mulai mengering terlihat sangat membutuhkan asupan
air. Dan lambat laun hari berikutnya datang nampak tanaman daun hijau dan
berpohon merah pekat itu semakin tak bertenaga. Akhirnya banyak yang tak kuat
dan mati kekeringan.
Tepat
pada tanggal 06 November 2017 kemarin tanaman jagung mereka tercatat sudah
berumur 20 hari. Akan tetapi hujan masih tak kunjung datang. Barisan tanaman
jagung mulai berjarak dan renggang akibat banyak yang mati. Yang hiduppun
seakan-akan tak bertenaga. Dan sekarang warga orang gunung terancam gagal
panen. Artinya harap-harap cemas jika kenyataan masih demikian. Tapi kami
sebagai warga orang gunung tetap ber ikhtiyar dan berdo’a semoga tidak terus
demikian kedepan.
Bersama
keyakinan dan Ikhtiyarnya hujan pasti sangat bersahabat kedepan. Dengan itu
mereka memprediksi perkiraan cuaca dan
ikhtiyarnya pasti menanam kembali jika hujan datang dengan lebat. “Gagal, lalu bangkit
lagi” pantangya.
Kasihan, ya. Semoga hasilnya menguntungkan para petani..
ReplyDeleteYa bang.....amin bang...mohon doanya Muhammad cepat hujan LG bang....
ReplyDelete