Tradisi Khotmil Alqur’an Orang Gunung




Saat tiba hari Jum’at,  Tepatnya Jum’at Legi menurut hitungan kalender jawa. Suasana masjid orang gunung diramaikan dengan pembacaan Alqur’an. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan Kahataman Alqur’an. Acara ini diikuti oleh kalangan masyarakat, terlebih kaula muda yang telah selesai belajar Alqur’an dengan baik dipesantren maupun di musholla-musholla dikampung. Kegiatan ini selain bertujuan untuk menyambung silaturahim dan menguatkan ukhuwah islamiyah, pun juga dimaksudkan sebagai media pembiasaan pembacaan al-qur’an untuk masyarakat. Yang mengkordinir jalan kegiatan ini adalah anggota remaja masjid (remas) masjid, mulai dari persiapan sampai pelaksanaan.
Dari persiapan, anggota remas membuat selebaran kertas yang berisi kolom sumbangan dan nama-nama almarhumin peyumbang. Kemudian kertas tersebut dibagikan kepada masyarakat yang berada disekitar masjid. Tidak ada maksud lain dari itu, agar masyarakat ikut berpastispasi dalam kegiatan dimkasud, dan almarhuminnya tersirami barokah dari pembacaan al-qura’an.  Masyarakat sangat antusias menyambut kegiatan tersebut. Sebab mereka bisa berbagi dan beramal meskipun hanya sedikit. Dan masjid  bisa mendapatkan tambahan khas untuk dana operanisonalnya.
Pelaksanaan dari kegiatan ini beragam. Ada yang jatuh pada hari Kamis untuk mengawali Jum’at Legi. Adapula yang tepat pada hari Jum’atnya. Akan tetapi pada intinya kegiatan ini diadakan selain tujuan diatas, pun juga untuk menghormati hari Jum‘at Legi. Format pembacaan alqur’annya pun beragam ada yang memakai sitem (Tombe’en, madura red). Mereka yang hadir dalam kegiatan itu serentak ngaji bersama, namun dibagi per juz. Setelah selesai membaca satu juz, kemudian secara bergantian mengambil per juz lagi. Begitu terus bergiliran sampai tuntas sampai juz 30. Secara bergantian, satu diantara mereka mendapat bagian mengaji dengan pengeras suara. Adapaun cara yang lain mereka hanya fokus mengaji dengan pengeras suara secara bergantian. Yang belum mendapatkan bagian bisa menjadi penegur atau pembenar jika terdapat bacaan yang keliru. Namun ini membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Didaerah kami, tepatnya di Dusun Gembor 1 Rejing Tiris Probolinggo memilih dihari kamis sore selepas sholat dzuhur sampai jam 17.00 sore. Sistem yang pertama menjadi pilihan dimasjid kami (Masjid Babussalam). Sebab sistem ini tidak memerlukan waktu cukup lama dan sangat dimungkinkan anggota pengajian antusias mengaji bersama. Akhir dari kegiatan ini ditutup dengan pembacaan do’a khotmil alqur’an yang dipimpin langsung oleh tokoh masayarakat.

0 Response to "Tradisi Khotmil Alqur’an Orang Gunung"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel